Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 6 Olah Raga
Bahasa Indonesia · Bab 6 Olah Raga
Sarwiji Suwandi Sutarmo

24/08/2021 14:13:09

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Permainan Sepak Bola

Olahraga

148

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

A. Menyimak untuk Menemukan Pokok-Pokok Berita

Setelah mempelajari materi pokok pembelajaran berikut ini kamu diharapkan dapat

menemukan pokok-pokok berita yang didengar dan atau ditonton melelalui radio

atau televisi.

Radio atau televisi sekarang ini merupakan

suatu kebutuhan bagi setiap keluarga

Indonesia. Hampir semua kalangan

memilikinya. Televisi atau radio sudah menjadi

bagian dari hidup kita. Banyak program acara

yang ditayangkan di televisi atau disiarkan

radio. Tayangan televisi dan siaran radio berisi

informasi, pendidikan, hiburan, dan lain-lain.

Berita merupakan bagian utama penyampaian informasi melalui televisi

atau radio. Wartawan dalam proses menggali berita biasanya perpedoman pada

jawaban atas pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu kemudian dikemas menjadi berita.

Siaran berita biasanya terdiri atas beberapa topik berita. Misalnya, dalam berita

olahraga, topik-topik berita yang disiarkan, meliputi topik sepak bola, bola voli,

bulu tangkis, dan senam.

Sebagai pendengar atau pemirsa, kita harus kritis dalam menyimak berita

yang disiarkan itu. Pada pembelajaran berikut ini, kamu akan berlatih menggali

informasi dari berita yang disiarkan radio atau ditayangkan televisi.

1. Mendengarkan dan Mencatat Pokok-Pokok Berita

Simaklah rekaman berita dari radio atau televisi yang akan

diperdengarkan oleh gurumu! Apabila tidak memungkinkan, tutuplah

bukumu, dengarkan berita yang akan dibacakan oleh gurumu dari teks

berita berikut ini! Sambil mendengarkan, catat pokok-pokok berita tersebut.

Tuliskan pokok berita yang kamu dengarkan seperti dalam format

berikut ini!

No

Pertanyaan

T

opik Berita I

Topik Berita II

1.

Apa

2.

Siapa

149

Olah Raga

3.

Kapan

4.

Di mana

5.

Bagaimana

6.

Mengapa

7.

8.

Teks Berita I:

Beckham Menunggu Panggilan McClaren

Setelah melunakkan hati pelatih Real

Madrid, Fabio Capello, Beckham tinggal

menunggu melunaknya Steve McClaren

untuk memanggilnya kembali memperkuat

timnas Inggris. Media massa Inggris, Rabu

(21/3) menyebutkan penampilan kembali

Beckham bersama Real Madrid telah

membuatnya terlihat pantas untuk kembali

dipanggil memperkuat timnas Inggris.

Beckham kehilangan tempatnya di

timnas Inggris sejak pelatih Steve McClaren menggantikan pelatih asal

Swedia, Sven-Goran Eriksson usai Piala Dunia 2006.

"Ambisi saya sejak usia 13 bahkan sebelumnya, tetap sama. Saya selalu

ingin memperkuat timnas Inggris dan saya selalu bersedia walaupun saya

bermain di Spanyol atau pun di Los Angeles," kata Beckham yang telah

mencatat 94

cap

. McClaren sendiri selalu mengatakan semua pemain

memiliki kesempatan memperkuat timnas.

Beckham bermain cemerlang saat Real Madrid mengalahkan Bayern

Muenchen 3-2 dalam lanjutan Liga Champion, Selasa. Ia menciptakan dua

assist

yang menghasilkan gol. Namun, beberapa mantan pemain timnas

Inggris seperti Bobby Robson, Gary Lineker, dan Alan Shearer mengatakan

kepindahan Beckham ke Amerika Serikat merupakan pertanda karirnya

150

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

di timnas telah berakhir. McClaren sendiri membantah berita yang

menyebutnya telah berkonsultasi dengan para pemain timnas tentang

kemungkinan memanggil kembali Beckham.

Inggris akan menghadapi Israel dalam pertandingan tandang kualifikasi

Euro 2008 pada 24 Maret dan kemudian menjamu Andorra empat hari

kemudian. Kekalahan akan membuat peluang mereka ke Swiss dan Aus-

tria menjadi menipis.

Sumber:

Kompas

, 26 Februari 2006

Teks Berita II:

Chelsea Juara, Terry Cedera

Chelsea merebut Piala Liga

setelah mengalahkan Arsenal 2-1

dalam pertandingan final yang

berlangsung brutal dan

mengakibatkan John Terry harus

dilarikan ke rumah sakit. Terry

mengalami cedera serius setelah

kepalanya tertendang pemain Arse-

nal, Abou Diaby. Insiden ini terjadi

saat Terry berusaha menyundul

umpan lambung tendangan

penjuru Arjen Robben. Diaby yang berusaha menghalau bola justru

menendang kepala Terry dengan telak.

Pertandingan sempat terhenti beberapa menit. Petugas kesehatan

kemudian melarikan Terry yang menggunakan bantuan masker oksigen

ke rumah sakit. Padahal Terry baru saja pulih dari cedera pergelangan kaki

yang dialaminya.

Pertandingan final ini sendiri berakhir ricuh. Wasit Howard Webb

mengeluarkan dua pemain Arsenal, Kolo Toure dan Emmanuel Adebayor.

Sementara itu, Chelsea harus bermain dengan 10 pemain setelah Mikel John

Obi juga terkena kartu merah.

Menjelang akhir pertandingan, para pemain kedua kubu terlibat

pertikaian di lapangan. Keadaan ini memaksa manajer Chelsea, Jose

151

Olah Raga

Mourinho dan manajer Arsenal, Arsene Wenger masuk ke lapangan

menenangkan para pemain mereka. Dua gol kemenangan Chelsea dicetak

oleh striker mereka, Didier Drogba. Gol pertama dicetak menit 20.

Sementara gol yang memastikan kemenangan The Blues dicetak menit 84.

Drogba mencetak gol kedua setelah menerima umpan Arjen Robben.

Sementara itu, gol Arsenal dicetak pemain muda Theo Walcott menit 12.

Gol pemain berusia 17 tahun tersebut dicetak melalui kerja sama dengan

Abou Diaby.

Sumber:

Kompas

, 26 Februari 2006

Tugas

1. Dengarkan berita olahraga di radio atau televisi.

2. Jangan lupa tulislah nama stasiun radio atau televisi yang menyiarkan

berita.

3. Catatlah nama pembaca berita.

4. Tuliskan waktu mendengarkan berita (hari, tanggal, jam)

5. Tulislah pokok-pokok berita yang kamu dengarkan.

Kerjakan tugas dengan menggunakan kolom berikut ini!

Nama stasiun

:

____________________________________

Nama Pembaca

Berita

: ____________________________________

Hari, tanggal siaran

: ____________________________________

Waktu siaran

: ____________________________________

No

Pertanyaan

Pokok-Pokok Berita

1.

Apa

..................................................................

2.

Siapa

..................................................................

3.

Kapan

..................................................................

4.

Di

mana

..................................................................

5.

Bagaimana

..................................................................

6.

Mengapa

..................................................................

152

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

B.

Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan, dan

Penolakan Pendapat

Setelah mempelajari materi pokok pembelajaran berikut ini kamu diharapkan dapat:

z

menyampaikan persetujuan dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan

z

menyampaikan sanggahan dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan

z

menyampaikan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau

alasan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita, sering terlibat diskusi dengan orang lain,

baik diskusi secara formal (seperti seminar atau simposium) maupun diskusi

kelompok yang kita lakukan. Dalam berdiskusi, kita harus pandai berargumen.

Argumen perlu kita sampaikan agar orang lain yakin dengan pendapat yang

kita ajukan. Pendapat dalam diskusi dapat berupa persetujuan, sanggahan, atau

penolakan.

Dalam bagian ini, kamu akan berlatih menyampaikan pendapat berupa

persetujuan, sanggahan, atau penolakan disertai dengan bukti alasan dalam

sebuah diskusi formal.

1. Menyampaikan Persetujuan dalam Diskusi

Dalam berdiskusi, sering terjadi silang pendapat antarpeserta diskusi.

Namun, tidak jarang juga antara peserta yang satu memiliki pendapat yang

sama dengan peserta yang lain. Persetujuan terhadap pendapat peserta lain

ini tentu saja harus diikuti dengan argumentasi sehingga meyakinkan

peserta diskusi. Persetujuan terhadap pendapat orang lain misalnya dapat

dikemukakan dengan cara sebagai berikut.

a. Saya sependapat dengan Saudara ...... karena pada dasarnya .....

b. Saya setuju dengan pendapat ....... sebab ...........

c. Menurut saya pendapat Saudara benar sebab .......

2. Menyampaikan Sanggahan dalam Diskusi

Apabila ada peserta diskusi yang manyampaikan pendapat dan

pendapatnya berbeda dengan pendapat kita, kita tidak perlu marah-marah.

Kita dapat menyampaikan sanggahan terhadap pendapat orang lain yang

berbeda dengan pendapat kita. Sanggahan harus disampaikan dengan cara

153

Olah Raga

yang baik dan bahasa yang santun. Agar sanggahan yang kita sampaikan

dapat diterima oleh orang lain, sanggahan harus diikuti dengan bukti-bukti

atau alasan yang logis.

3. Menyampaikan Penolakan Pendapat dalam Diskusi

Menolak pendapat dalam diskusi boleh dilakukan, sepanjang pendapat

yang diajukan orang lain itu memang dirasakan tidak rasional dan sukar

diterima oleh akal. Penolakan terhadap pendapat orang lain harus

mempertimbangkan perasaan orang yang mengajukan pendapat.

Penolakan pendapat juga harus disertai dengan alasan yang masuk akal.

Dalam diskusi, pemandu (moderator) berhak menentukan dan

membatasi peserta diskusi yang akan mengajukan pendapatnya. Selain itu,

pemandu juga berhak mengatur waktu bertanya bagi peserta diskusi.

Latihan

1. Bentuklah acara diskusi di kelas.

2. Persiapkan unsur-unsur berikut: pemakalah/kelompok pemakalah

atau yang sering disebut penyaji, pemandu, penambat (notulis), dan

peserta diskusi.

3. Tentukan pokok permasalahan yang dapat diangkat dalam diskusi

kelas (misalnya olahraga).

4. Tugas kelompok pemakalah adalah membuat makalah, digandakan

untuk sejumlah kelompok di kelas, menyampaikan makalah, serta

menjawab usulan, pendapat, atau ide peserta diskusi (dengan

persetujuan, sanggahan, atau penolakan).

5. Tugas pemandu adalah mengatur jalannya diskusi.

6. Peserta bertugas mengikuti jalannya diskusi dengan tertib, kemudian

mengajukan usul atau pendapat yang disampaikan pemakalah.

7. Penambat bertugas menulis semua pertanyaan peserta dan semua

jawaban pemakalah.

8. Lakukan diskusi sederhana di kelas agar kamu memperoleh gambaran

bagaimana diskusi dilaksanakan.

154

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

9. Berikan penilaian kepada setiap kelompok yang terlibat dalam diskusi

kelas dengan format berikut ini. Berilah tanda (



) pada tempat yang

sesuai!

No

Aspek yang Dinilai

A

B

C

K

1

2

3

4

5

Keterangan:

A: amat baik, B: baik, C: cukup, K: kurang

Menggunakan Kata Sapaan

Dalam berdiskusi, kita sering menggunakan kata sapaan. Penggunaan kata

sapaan harus mempertimbangkan dan memperhatikan mitra bicara. Kesalahan

penggunaan kata sapaan akan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya

komunikasi. Kata sapaan selalu merupakan kata ganti orang kedua dan

digunakan dalam kalimat langsung. Kata sapaan dimulai dengan huruf kapital

meskipun terletak di tengah atau akhir kalimat.

Perhatikan contoh kata sapaan berikut ini!

1. Kami mohon dengan hormat Bapak kepala sekolah menjelaskan

permasalahan ini.

2. Saya sangat setuju dengan pendapat Saudara.

3. Meskipun Ibu tidak setuju, Ibu harus menghormati dan melaksanakan hasil

keputusan rapat.

Kata

bapak

,

saudara

, dan

ibu

dalam kalimat-kalimat di atas merupakan kata

sapaan. Namun, kata

bapak

,

saudara

, dan

ibu

dalam bentuk kalimat yang lain

dapat berupa kata acuan.

Contoh kata acuan:

1. Setiap anak harus berbakti kepada

ibu

dan

bapak

nya.

2. Anita memiliki

saudara

yang bekerja sebagai dokter.

155

Olah Raga

Latihan

Buatlah kalimat dengan menggunakan kata-kata berikut sebagai kata

sapaan maupun sebagai kata acuan!

1. nona

2. nyonya

3. paman

4. bibi

5. adik

C. Membaca untuk Menjelaskan Novel Remaja

Setelah mempelajari materi pokok pembelajaran berikut ini kamu diharapkan dapat:

z

menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja dan

z

menyimpulkan alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja dengan bahasa yang

komunikatif.

Kamu tentu sudah memahami bahwa novel merupakan salah satu ragam

prosa fiksi. Sebagaimana karya sastra yang lain novel juga merupakan dunia

simbol. Untuk memahami makna dan isi cerita, kamu harus mengkaji unsur-

unsur pembangun novel itu. Sebuah cerita dibangun dengan tokoh, latar, alur,

tema, amanat yang akan disampaikan kepada pembaca. Unsur-unsur itu akan

selalu muncul dalam setiap cerita. Dengan memahami unsur-unsur cerita itu,

kamu akan mampu menyimpulkan isi cerita dengan baik. Untuk memulai

kegiatan ini, bacalah dahulu penggalan novel berikut ini!

Dealova

...........................

"HANDUK udah, baju untuk ganti udah, botol minuman udah, trus...

Mmm, apa lagi, ya?" Karra mencoba mengingat-ingat barang-barang yang

mesti dibawanya untuk latihan basket.

156

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

Hari ini ada latihan basket di sekolah Karra. Maklum, tiga hari lagi ada

pertandingan basket antarSMU. Karra sebagai kapten tim basket cewek harus

super-super sibuk mempersiapkan acara tersebut. Padahal hari ini dia lagi nggak

mood

latihan gara-gara kejadian kemarin.

"Lo jadi latihan hari ini?" tanya Iraz ketika melihat adiknya sedang sibuk

membereskan barang.

Iya. Sebenernya sih gue lagi nggak

mood

, tapi mau gimana lagi? Gue kan

kapten, jadi gue bertanggung penuh sama tim gue."

"Gue tau deeeh," ucap Iraz sambil mengacak-acak rambut adiknya. "Eh,

tapi ngomong-ngomong, kaki lo udah sembuh belum?"

Karra terdiam sejenak. "Udah nggak kram lagi tapi masih senut-senut dikit.

But thanks

ya, pijitan lo kemaren cukup membantu juga. Kayaknya lo pantes

buka panti pijat deh, Raz."

"Hehehehe... boleh juga tuh. Tapi yang dateng harus cewek semua, ya."

'Huuu... dasar maunya. Udah ah, gue berangkat dulu. Daaah... Eh, iya,

entar jemput gue dong."

"Gampang... Bisa diatur..."

"Gitu dong jadi kakak."

* * *

Minggu-minggu ini, latihan memang lagi padat-padatnya. Sekolah Karra

sedang mengadakan banyak kompetisi olah raga. Basket, sepak bola, bisbol...

Wah, pokoknya banyak deh! Makanya murid-murid sedang sibuk-sibuknya

mengurus berbagai kompetisi itu.

"Huh! Seandainya saja Karra bukan kapten tim basket putri, mungkin hari

ini ia lebih memilih tidur di rumah daripada harus bela-belain ngabisin hari

Minggu-nya untuk latihan basket. Apalagi setelah kejadian yang nggak enak

kemarin. Kejadian nggak enak? Iya, ketika Dira-manusia paling aneh yang

baru dikenalnya tapi langsung jadi manusia paling dibencinya dengan enaknya

menciumnya. Kontan saat itu Karra langsung mendorong tubuh Dira yang

besar itu dan menamparnya. Sebenarnya, Karra masih merasa tamparan itu

belum cukup untuk orang seperti Dira. Tuh cowok udah kelewat kurang ajar!

Karra berjalan menuju lapangan basket. Lamunannya buyar ketika...

"Karra

honeeey

!"

157

Olah Raga

"Lho, Finta? Ngapain lo ke sini?" tanya Karra ketika melihat sosok

sahabatnya yang berlari-lari mendekatinya.

"Hehehe... Nih, gue bawain donat." Finta menyodorkan donat cokelat

kesukaan Karra.

Eh, tumben. Ada angin apa?"

"Ah, nggak..."

Karra mengamati wajah sahabatnya itu dengan saksama. Tampaknya ada

yang disembunyikan Finta "Bohooong..."

"Beneran," jawab Finta dengan wajah tersipu. "Hayo! Ngaku nggak?"

ancam Karra. "Hehehehe... Karra

honey

! Kemarin gue ditelepon cowok..."

"Nggak kaget."

"Tapi tebak dulu dong, siapa yang nelepon gue?" "Males ah!"

"Yaaah, Karra. Lo, kok gitu sih? Hargain gue dong. Sok-sok penasaran

kek..."

"Oh, ya udah. Emangnya yang nelepon siapa, Fin?, Kasih tau dong...

please...," ucap Karra dengan gaya dibuat-buat.

"Hehehehe..."

"Cepetan!"

"Iya! Hmmm... hmmm... gue ditelepon sama.. Dio."

Karra mengerutkan keningnya. Dia suka merasa aneh sama sahabatnya

yang satu ini. Gimana nggak aneh? Kadang-kadang Finta suka ngasih tahu

sesuatu yang sama sekali nggak ada sangkut pautnya dengan Karra.

"Oh, kirain siapa.

"Lho, Karr. Gue ditelepon sama Dio!" Finta menegaskan.

"Terus, emangnya dia ngomong apa?" tanya Karra berusaha peduli

"Intinya, gue mau ngejamin transportasi dia kalo dia pulang latihan bola."

"Hah! Yang bener aja lo?"

"He-eh. Abis kapan lagi gue bisa deket ama cowok idola sekolah? Lagian

mumpung mobil gue baru lumayan kan? Mobil baru tebengan baru dong!"

"Emangnya dia minta elo ngejamin transportasi-nya?"

"Ya nggak sih, tapi kemaren waktu gue selesai les, gue kebetulan ketemu

158

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

dia habis latihan bola. Terus gue iseng aja nawarin dia bareng. Eh, nggak taunya

- dianya mau. Ya udah, kebetulan. Jadinya sekarang gue mau ngepasin jam

pulang les gue sama jam dia pulang latihan bola. Biar dia bisa nebeng gue

terus. Hihihihi..."

"Yee... itu mah elonya yang cari muka!

"Biarin aja!"

"Kalo ternyata dia udah punya cewek, apa elo tetep mau ngejamin

transportasi dia?" "Hah? Emangnya Dio udah punya cewek?"

"Mungkin."

"Lho, kok mungkin?"

"Yee... mana gue tau...."

"Huuu... Sialan lo!"

Tiba-tiba, Finta menggapai tangan Karra dan meremasnya. Karra tampak

bingung menghadapi gelagat sahabatnya yang tiba-tiba berubah itu.

"Fin, elo nggak punya penyakit suka sama cewek kan?" tanya Karra sedikit

takut.

"Karr... liat, Karrr... siapa yang dateng?"

Karra celingukan mencari sumber keanehan Finta. Nggak lama kemudian,

seorang cowok dengan pakaian basket dan tas menggantung di bahu lewat di

depan mereka. Cowok itu cuek banget. Tangan membanting-banting bola ke

lantai. Tatapannya lurus ke depan tanpa memperhatikan kedua cewek yang

ada di sebelahnya.

"Karr... sumpah. Dira

cool

banget," ucap Finta tanpa melepaskan tatapannya

dari cowok itu.

Karra kembali mengingat kejadian kemarin. Ingin rasanya saat itu ia

menendang muka Dira hingga berdarah. Ups... itu masih belum cukup! Dia

pengen mukuli tubuh Dira sampai sekarat. Serem banget, Tapi kalau dia

melakukan itu, bisa-bisa kejadian kemarin bisa terbongkar. Apalagi kalau sampai

ketahuan sahabatnya yang satu ini yang terkenal paling "bocor". Sialan tuh

cowok! Bisa-bisanya dia dengan santai melewati Karra tanpa merasa bersalah.

"Fin! Cowok kayak gitu nggak pantes elo idolain," ucap Karra sambil

mencoba menenangkan diri.

159

Olah Raga

Finta masih memperhatikan Dira.

"Fin elo denger omongan gue nggak sih?" Tanya Karra sambil menyadarkan

Finta. "Fin... Fin..."

Karr... tampar muka gue, Karr," ucap Finta dengan wajah masih mupeng.

Plak!

"Auw! Gile lo... Emangnya muka gue bantal!" Finta marah-marah.

Abis katanya gue disuruh nampar, ya gue tampar..."

Priiit! Suara peluit memekakkan telinga Karra dan Finta.

"Heh, Kapten! Kamu niat latihan atau tidak?" tanya Pak Haris, pelatih bas-

ket, nggak kalah nyaringnya dengan peluit yang baru saja ditiupnya.

"Maaf, Pak." Karra tidak dapat melawan. Ia kemudian berjalan menuju

lapangan basket, meninggalkan Finta yang masih sibuk mengusap-usap pipinya

yang merah karena tamparan Karra.

"Awas lo, Karr!"

Karra melirik sahabatnya itu dan tersenyum meremehkan karena mendapat

perlindungan.

***

"Hah?

Three on three

?" Karra terpekik kaget ketika Pak Haris memutuskan

untuk tanding tiga lawan tiga.

"Pak! Nggak bisa gitu dong. Kami masa disuruh tanding lawan cowok. Itu

nggak adil, Pak!" ucap Dewita yang tukang protes.

"Kalian setuju, atau kalian keluar sekarang!" Pak Haris tetap ngotot pada

pendiriannya. "Salah kalian sendiri, kenapa yang datang latihan hanya enam

orang?"

"Mereka ada acara keluarga, Pak!" bela Wina. "Bukan urusan saya," jawab

Pak Haris nyebelin. Karra, Dewita, dan Wina hanya bisa patuh pada keputusan

Pak Haris.

Sialan! Gue disuruh

three on three

lawan Dira. Pantesan dari awal gue nggak

mood latihan. Kayaknya gue emang udah

bad feeling

duluan, Karra berkata

dalam hati.

160

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

Dira mendribel bola di garis pinggir. Wina memberikan aba-aba kepada

Karra agar ia menjaga Dira. Seandainya pertandingan belum dimulai, pasti

Karra akan menolak mentah-mentah aba-aba Wina. Tapi saat ini lain ceritanya!

Karra mengambil posisi tepat di depan Dira. Ia memandang mata Dira

dengan tatapan "super dahsyat". Dira pun memandang Karra dengan tatapan

yang sama dahsyatnya.

Huh... nyebelin banget sih nih cowok! Tampangnya sengak banget sih!

Pengen gue gampar! ucap Karra dalam hati.

Dira tampak santai-santai saja menghadapi Karra. Tidak sedikit pun rasa

takut terlihat di wajahnya. Dengan santai ia memantul-mantulkan bola,

tatapannya tak lepas dari Karra.

"Kenapa? Takut? Masih penasaran ngalahin gue, Kapten?"

"Jaga omongan lo!" ucap Karra menantang.

"Nih, giliran lo!" ucap Dira sambil melemparkan bola ke arah Karra.

Karra melesat dan berhasil melewati Dira. Ia terus mendribel bola dan

mengopernya ke arah Wina yang berdiri di depannya. Wina berlari mendekati

ring dan........

Meleset! Padahal sedikit lagi, tim cewek bisa mencetak skor pertama. Ridho,

salah satu dari tim cowok merebut bola, melempar, dan... hop... bola membentur

ring dan mental. Dira dan Karra bergerak bersamaan hendak merebut bola

yang memantul itu. Namun...

Bruk! Karra dan Dira jatuh bersamaan. Untung tangan Dira menahan

tubuhnya sehingga tidak menindih tubuh Karra. Suasana hening sesaat. Entah

kenapa tiba-tiba jantung Karra terasa berhenti berdetak.

"Hei, kalian berdua! Cepat bangun!" Pak Haris teriak-teriak dari pinggir

lapangan.

Dira yang menyadari posisinya langsung bangkit dan melanjutkan

pertandingan seperti tidak terjadi apa-apa.

Karra sibuk mengelus-elus kepalanya yang membentur lantai. Pertandingan

pun dilanjutkan hingga berakhir seimbang.

****

161

Olah Raga

Waktu menunjukkan pukul 14.00. Latihan hari ini sudah selesai. Meskipun

begitu, Karra masih belum puas dengan hasil pertandingan. Dia ngotot harus

bisa mengalahkan Dira, karena dia nggak suka kalau Dira belum "runtuh".

Bukan Karra namanya kalau nggak nekat. Dengan kondisi masih

kecapekan, dia nekat latihan sendiri. Belum lagi sinar matahari yang sedang

berada di puncak panasnya. Iraz khawatir banget kalau adiknya sudah mulai

nekat latihan basket siang-siang.

Suara pantulan bola basket masih terdengar hingga pukul 15.00.

Karra duduk bersandar di bawah ring basket. Keringatnya bercucuran.

Napasnya ngos-ngosan. Kepalanya terasa melayang. Kakinya mulai senut-senut

Wuih... waktunya pulang, pikir Karra.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Karra.

"Hei, Karr!"

Karra menoleh. "Aji! Ke mana aja lo? Lo kapten tim basket cowok, kok, tadi

lo nggak latihan?

"Gue males, Karr. Apalagi sejak ada si Dira. Udah tampangnya sengak...

belagu, lagi! Kayak dia aja yang jago basket."

"Iya sih. Tapi seharusnya lo kan nggak ngelepas tanggung jawab. Lo tadi

ke mana aja?"

"Di kantin. Nongkrong. Lagian juga Pak Haris nggak nanyain gue, ngapain

gue pikirin. Tul, nggak?" jawab Aji asal. "Udah yuk, Karr. Gue mau cabut."

Sepeninggal Aji, Karra memijat-mijat kakinya yang pegal. Perlahan-lahan

ia berdiri dan mengeluarkan

hand phone

-nya untuk menelepon Iraz.

"Halo..," sapa orang di seberang.

"Halo ... Iraz, jemput gue sekarang dong," ucap Karra lemah.

Karra? Ini gue... Ibel."

"Ibel?, Kok HP Iraz di elo sih?"

Iraznya lagi tidur tuh."

"Tidur? Emangiya elo di mana?"

"Di rumah elo."

"Yaaah... tidur, ya. Ya udah deh, biar gue pulang sendirian aja." Suara Karra

makin melemah.

162

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

"Eit... Karr... Karr... Lo gue jemput aja deh," Ibel menawarkan diri.

"Ng .... nggak usah deh, Bel... Gue bisa pulang sendiri. Makasih, ya..." Karra

mematikan

hand phone

dan memasukkannya ke dalam tas. Ia berjalan dengan

langkah lambat sambil sesekali memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Penglihatannya berkunang-kunang. Belum ada dua menit ia berjalan, tiba-tiba

Karra terjatuh. Pingsan.

***

Sore itu terasa hening. Karra belum juga siuman. Namun, beberapa

menit kemudian ia mulai sadar. Ia membuka matanya perlahan-lahan. "Ibel...,"

Karra mendapati Ibel sedang tidur. Cowok itu terduduk di lantai, kepalanya

bersandar di pinggir tempat tidur.

Ibel tersentak. "Karra... lo udah sadar?"

"Bel.... gue kenapa sih?" tanya Karra lemah. Karra heran, kok tiba-tiba ia

sudah berada di tempat tidur di kamarnya.

"Tadi siang, waktu gue mau berangkat ngejemput elo, tau-tau ada cowok

yang dateng ngegotong-gotong elo. Katanya elo pingsan," Ibel berkata perlahan.

"Cowok?" tanya Karra bingung. "Iya."

"Siapa, Bel?"

Ibel mengangkat bahu. "Nggak tau. Kayaknya temen sekolah lo juga."

Karra terdiam, mengira-ngira siapa cowok yang telah membawanya pulang.

"Ciri-cirinya gimana, Bel?""

"Hmm... tingginya hampir sama ama gue, pake celana basket, rambutnya

cepak dikeatasin semua. Tadinya gue pikir anaknya sengak. Tapi ternyata dia

baik juga mau nganterin elo."

Karra memutar otaknya. Sengak? Kayaknya dia begitu familier dengan

kata "sengak". Oh iya! Jangan-jangan......

"Apa dia pake handband di pergelangan tangannya?"

"Hmm..." Ibel berpikir lama. Namun kemudian ia teringat, "Kayaknya iya

deh, Karr."

Karra terlonjak. Nggak salah lagi. Itu Dira! Itu pasti Dira. Ngapain dia pake

nganterin gue? Dia mau bikin perkara apa lagi? Belum puas dia nyiksa', gue?

"Emangnya dia siapa, Karr?" tanya Ibel kemudian. "Musuh."

163

Olah Raga

"Musuh? Kalo musuh kok dia mau nganterin elo?"

"Tau ah. Udahlah, nggak usah ngomongin dia," berkata dengan malas.

Suasana hening sejenak.

Karr... tadi gue cemas nungguin elo siuman..." Tiba-tiba Iraz masuk ke

kamar Karra tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Ciuman? Heh, siapa yang

ciuman? Elo, Bel? Wah... parah lo. Adik gue lo apain?"

"Yeee... siapa juga yang ciuman? Nguping aja sih, ucap Karra pada

kakaknya itu. Apaan sih lo, Raz?" Ibel tampak kesal. "Tadi gue bilang siuman,

bukannya ciuman. Elo aja kali yang pikirannya ngeres."

,,"Oh, hehehehe... Sori...," ujar Iraz sambil menggaruk kepalanya. Kemudian

ia mendekati Karra memegang kening adiknya itu. "Honey, lo udah baikan?"

"Apaan sih lo, pake

honey honey

segala! Norak tau!"

"Hahahaha.... Karra sudah kembali!" ucap Iraz sambil mengusap-usap

kepala adiknya.

"Raz, kok gue bisa pingsan sih? Gue kan super?"

Iraz dan Ibel hanya tersenyum mendengar ucapan Karra.

Ibel melihat jam tangannya. "Eh, gue kayaknya mesti balik deh. Abisan

tadi gue udah janji pada nyokap gue mau makan malem di rumah," ucap Ibel.

"Hmmm, lo udah mendingan, kan? Jangan sakit lagi, ya." Ibel mengelus-elus

kepala Karra. "Jangan lupa minum obat."

"Tapi besok elo ke sini lagi, kan?" tanya Karra. "Bisa diatur. Ya udah, gue

cabut dulu, ya," Ibel berkata sambil ngeloyor pergi. "Eh, iya...," Ibel

membalikkan tubuhnya, "Cowok yang nganterin elo tadi ngasih alamat sama

nomor teleponnya. Katanya kalo ada apa-apa, hubungin dia aja. Nih, lo mau

nggak?" jelas Ibel sambil menyodorkan sehelai kertas putih.

"Udah, Bel, buang aja. Lagian gue juga nggak perlu tau alamat dan nomor

telepon dia!" jawab Karra ketus.

"Bener nih? Nanti nggak nyesel?"

"Nyesel? Gue? Ih, nggak deh," ucap Karra sambil menunjukkan raut muka

aneh.

Ibel tersenyum. "Ya udah. Kalo gitu gue langsung balik, ya.

Bye

." Ibel

melambaikan tangan dan berbalik' pergi.

164

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

"Ngomong-ngomong, tadi si Ibel kasihan lho," ujar Iraz ketika dilihatnya

Ibel sudah pergi meninggal kan mereka berdua.

"Kenapa?"

"Dari tadi dia nungguin elo sadar. Sampai dia ketiduran. Kayaknya dia

cemas banget. Gue suruh makan, dia nggak mau. Trus gue suruh pulang karena

nyokapnya udah nungguin dia, tetep aja dia nggak mau. Katanya dia mau

nunggu sampai elo sadar."

"Yang bener?"

"Iya. Ibel emang gitu kalo sama cewek. Apalagi sama cewek yang dia

sayang."

"Emangnya Ibel sayang sama gue?"

"Hahahaha... ge-er lo!" Iraz tertawa lebar. "Tapi.... Iraz melanjutkan, "

who

knows

?"

***

Tiga hari kemudian

Kompetisi basket antar-SMU sudah dimulai. Karra nggak mau latihannya

selama ini sia-sia. Timnya harus menang dalam pertandingan kali ini. Hall bas-

ket Senayan dipenuhi para penonton yang kebanyakan anak-anak SMU. Saat

ini tim basket cowok sekolah Karra, SMU Persada, sedang bertanding melawan

tim basket cowok SMU 60. Dira yang tergabung dalam tim inti, tampak sedang

mencoba memasukkan bola ke dalam ring. Para penonton yang sebagian besar

cewek, selalu berteriak-teriak bila Dira mulai menguasai lapangan. Memang,

selain gaya permainannya bagus banget, Dira juga punya wajah dan postur

tubuh yang keren.

Karra sebenarnya agak terkesima dengan penampilan Dira saat itu.

Bagaimana tidak, kalau Dira memegang bola, pasti 90% masuk. Belum lagi

gaya cowok itu yang santai namun gesit dalam mengecoh lawan. Jelas saja

cewek-cewek pada mupeng alias muka pengen. Tetapi Karra tidak mau

mengakuinya. Berkat Dira, akhirnya tim basket cowok SMU Persada berhasil

memenangkan pertandingan.

Waktu menunjukkan pukul 17.00. Waktunya tim basket cewek untuk

tanding. Para penonton mulai berkurang. Malah enak, pikir Karra, karena ia

bisa lebih berkonsentrasi tanpa terganggu teriakan penonton. Dira sudah tidak

tampak lagi batang hidungnya. Sepertinya dia sudah pulang. Yes!

165

Olah Raga

Wasit meniup peluit, pertandingan pun dimulai. Karra yang sudah setengah

mati latihan tampak bersemangat saat bertanding. Yah, meskipun hasil akhirnya

seimbang, yang penting ia cukup puas karena sudah bermain maksimal.

Wuihh... untung Dira udah pulang. Kalo nggak, cowok itu bisa tambah

sombong lagi kalo mengetahui hasil pertandingannya, pikir Karra.

Kini waktu menunjukkan pukul delapan malam. Hall basket sudah sepi.

Karra masih sibuk membereskan barang-barangnya, sementara teman-

temannya telah pulang duluan. Ia menyampirkan tali tasnya di pundak dan

berjalan keluar hall. Hari ini nggak ada yang bisa menjemputnya. Iraz sedang

sibuk mengerjakan tugas bareng Ibel. Jadi Karra terpaksa pulang sendirian.

Karra menundukkan kepala dan berjalan pelan menuju halte. Kemudian ia

menatap ke depan dan melihat seorang cowok berjaket duduk sendirian di atas

motor sport sambil mengisap rokok dalam-dalam. Sejak tadi cowok itu

mengamatinya. Dia tampaknya sengaja menunggu Karra.

"Ngapain lo masih di sini?" tanya Karra ketus setelah mengenali cowok itu

ternyata Dira.

Dira memutar-mutar rokok di tangannya tanpa berkata apa-apa.

Gila! Dia kan pemain basket! Kok ngerokok sih?' Pertanyaan itu terlintas di

benak Karra. "Heh! Lo tuh tuli, ya?" Karra makin tidak bersahabat.

Dira mengisap rokok lagi, lalu membuang dan nginjak rokok itu. Kemudian

ia menatap Karra tanpa berkata apa-apa.

Karra yang merasa tidak diperhatikan kontan marah banget. "Elo mau cari

masalah apa lagi sih sama gue? Belum puas elo nyiksa gue?" Dira memalingkan

mukanya dan kembali lagi menatap Karra. "Badan lo ternyata berat juga. Diet

lo gagal, ya?"

Karra kaget setengah mati mendengar ucapan itu keluar dari mulut cowok

di depannya. "Heh! Denger Dir. Waktu itu gue juga NGGAK BUTUH elo

gendong!"

"Udah untung gue tolongin!"

"Kalo saat itu gue tau elo yang nolongin gue, mendingan gue nggak usah

ditolong! Jangan sok jadi pahlawan deh!"

"Dasar cewek nggak tau berterima kasih!"

166

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

"Terserah!" Karra berkata sambil melangkah meninggalkan Dira. Namun

tiba-tiba Dira menarik lengan Karra, dan...

Dira memeluk tubuh Karra. Erat sekali. Kontan saja Karra jadi terkaget-

kaget. Jantungnya berdetak kencang.

"Dira! Lo gila, ya? Dira! Lepasin!" berontak Karra sambil berusaha

melepaskan pelukan Dira. Tapi apa boleh buat. Tubuh Dira jauh lebih besar

dan cowok itu memeluknya erat. Seperti memeluk tubuh anak kecil yang

kedinginan. Karra hanya bisa pasrah. Diam

"Dir, mau lo apa sih?" tanya Karra tertahan.

Dira hanya terdiam. Ia malah semakin erat mendekap tubuh Karra. Sesaat

matanya terpejam.

"Lepasin gue, Dir...," Karra berkata sambil menahan air matanya yang

hampir menetes.

Dira masih terdiam. Namun tiba-tiba pelukan cowok itu mengendur. Ia

melepaskan Karra dari pelukannya....

Karra terbebas. Ia langsung berlari sekencang kencangnya.

"GUE BENCI BANGET SAMA ELO, DIR!"

***

Sumber:

Dealova

. Hlm. 56-79.

1. Memahami Alur

Sebuah cerita selalu berawal dan akan berakhir. Peristiwa yang jalin-

menjalin dari awal sampai akhir disebut alur cerita atau plot. Sebagai

rangkaian sebuah peristiwa alur menampilkan konflik-konflik, baik konflik

besar maupun konflik kecil. Dalam alur akan dijumpai penahapan alur

sampai dengan puncak konflik.

Konflik-konflik dalam alur dapat berupa konflik internal (konflik batin)

dan konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik yang dirasakan dalam

diri seorang pelaku; sedangkan konflik eksternal adalah konflik yang terjadi

antara seorang pelaku dengan pelaku lainnya. Konflik eksternal juga dapat

terjadi antara seorang pelaku dengan alam atau bahkan dengan Tuhannya.

167

Olah Raga

Jika ditinjau dari cara mengakhiri cerita, terdapat dua jenis alur, yaitu

alur terbuka dan alur tertutup. Pada alur terbuka, akhir cerita itu masih

menyisakan pertanyaan dalam diri pembaca tentang bagaimana nasib

pelaku atau tokoh cerita itu. Cerita diakhiri dengan alur tertutup manakala

cerita itu benar-benar selesai tanpa menimbulkan pertanyaan lanjutan dalam

diri pembaca.

Jika ditinjau dari suasana hati tokoh atau pelaku utama dalam akhir

cerita, alur dapat digolongkan menjadi dua, yaitu alur akhir bahagia (

happy

ending

) atau alur akhir duka (

tragedy ending

). Alur berakhir bahagia apabila

pelaku utama menemukan kebahagiaan pada akhir cerita, sedangkan alur

berakhir duka manakala tokoh utama menemui penderitaan atau bahkan

kematian pada akhir cerita.

2. Memahami Pelaku

Tokoh merupakan motor penggerak alur. Tanpa tokoh alur tidak dapat

berkembang dan tidak akan pernah sampai pada akhir cerita. Ada tiga

jenis tokoh jika dilihat dari keterlibatannya dalam menggerakkan alur, yaitu

tokoh sentral, tokoh bawahan, dan tokoh latar.

Tokoh sentral adalah tokoh yang sangat potensial menggerakkan alur.

Tokoh sentral merupakan pusat cerita. Ia merupakan sumber dari penyebab

konflik. Tokoh bawahan tidak menimbulkan pengaruh yang besar terhadap

perkembangan alur. Tokoh latar adaah tokoh yang sama sekali tidak

berpengaruh terhadap alur cerita. Kehadirannya hanya sebagai pelengkap

latar untuk lebih menghidupkan cerita.

Jika dilihat dari sifat tokoh, terdapat tokoh protagonis dan tokoh

antagonis. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memperjuangkan

kebenaran, kejujuran, atau pendek kata tokoh yang memiliki sifat-sifat yang

baik. Sebaliknya, tokoh antagonis adalah tokoh yang justru melawan

kebenaran, kejujuran atau tokoh yang menentang tokoh protagonis.

Dalam cerita klasik, konflik terjadi karena pertemuan antara tokoh

protagonis dengan tokoh antagnis. Akan tetapi, dalam sastra modern konflik

tidak selalu dibangun dengan mempertentangkan antara tokoh protagonis

dan tokoh antagonis, tetapi sering terjadi karena pebedaan pandapat,

pandangan, ideologi, kehendak dan sebagainya sesuai dengan kompleksitas

perkembangan zaman.

168

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

Kegiatan 2

a. Diskusikan dalam kelompokmu bagaimana pelaku atau tokoh yang

terdapat dalam penggalan novel remaja di atas?

b. Daftarlah semua pelaku yang terdapat dalam cerita itu!

c. Tentukan jenis tokoh dari masing-masing tokoh itu disertai dengan

alasannya!

d. Kerjakan seperti dalam kolom berikut ini.

No.

Nama Pelaku

Jenis Tokoh

Bukti/Alasan

(sentral, bahwan, latar)

e. Adakah tokoh antagonis dan tokoh protagonis dalam cerita itu?

3. Memahami Latar

Latar atau

setting

merupakan lukisan tempat, waktu, dan suasana

terjadinya peristiwa-peristiwa. Latar memberikan pijakan cerita secara

konkret dan jelas. Latar dapat menciptakan kesan seolah-olah peristiwa itu

sungguh-sungguh ada.

Latar tidak hanya digambarkan secara fisik saja, tetapi juga dapat

berupa tata cara, adat istiadat, kepercayaan, nilai-nilai yang berlaku.

Latar memiliki fungsi antara lain agar cerita tampak lebih hidup serta

menggambarkan situasi psikologis atau situasi batin tokoh.

Kegiatan 3

a. Diskusikan dalam kelompokmu latar yang terdapat dalam penggalan novel

berjudul

Dealova

.

b. Catatlah jenis-jenis latar yang terdapat dalam cerita itu!

c. Analisislah fungsi latar dalam cerita itu!

No.

Data dalam Teks

Jenis Latar

Fungsi Latar

169

Olah Raga

Tugas Portofolio

1. Bacalah novel remaja asli Indonesia atau terjemahan.

2. Jelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel tersebut.

3. Simpulkan isi novel itu dengan bahasa yang komunikatif.

Keterangan:

Tugas dikerjakan selama dua minggu dan masukkanlah pekerjaan pada

folder yang kamu miliki.

4. Menggunakan Kata Ganti Orang

Dalam kutipan novel berjudul

Dealova

, kamu dapat menemukan

penggunaan kata ganti orang. Kata ganti orang dalam kutipan novel tersebut

antara lain berikut ini.

1. Padahal hari ini

dia

lagi nggak

mood

latihan gara-gara kejadian kemarin.

2. Sebenernya sih

gue

lagi nggak

mood

, tapi mau gimana lagi?

3. Katanya

lo

pingsan.

Kata-kata tercetak tebal dalam kalimat di atas adalah kata ganti orang.

Kata

gue

dan

lo

adalah merupakan kata ganti orang dalam bahasa lisan

atau percakapan sehingga penggunaan kedua kata itu tidak baku.

Di samping penggunaan kata ganti orang dalam contoh di atas, kamu

dapat mengamati contoh penggunaan kata ganti dalam kalimat-kalimat

di bawah ini.

1.

Kami

mengajukan permohonan izin.

2. Maukah

Kamu

bekerja sama denganku?

3.

Mereka

berdiskusi dengan penuh semangat.

4. Baik

saya

maupun dia bersepakat untuk melanjutkan perjalanan.

5. Sekarang

Kalian

boleh pulang.

Kata-kata bercetak tebal dalam kalimat di atas adalah kata ganti or-

ang.

Saya

dan

kami

disebut kata ganti orang pertama. Kata ganti orang

pertama adalah kata ganti orang yang berbicara.

Kamu

dan

kalian

disebut

kata ganti orang kedua atau orang yang diajak berbicara. Dia dan mereka

disebut kata ganti orang ketiga atau orang yang dibicarakan.

170

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

Pembagian kata ganti orang secara lengkap dapat kamu perhatikan

dalam kolom berikut.

Kata Ganti

Tunggal

Jamak

Orang

Pertama

Saya, aku, daku, -ku

Kami, kita

Kedua

Engkau, kamu, -mu, Anda,

Kalian, kaum sekalian

Ketiga

Ia, dia, -nya

Mereka

Kata Ganti Orang Tunggal Jamak

1. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata ganti orang berikut:

a. saya

d. kalian

b. aku

e.

dia

c. engkau

f.

mereka

2. Selain kata ganti orang, dalam bahasa Indonesia ada kata ganti lain seperti

kata ganti penunjuk dan kata ganti penanya. Coba carilah kedua kata ganti

tersebut!

D. Menulis Puisi Bebas

Setelah mempelajari materi pokok pembelajaran berikut ini kamu diharapkan dapat:

menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan untuk menimbulkan

efek keindahan.

Kamu pernah membuat puisi, bukan? Tentu, pernah. Menulis puisi memang

berbeda dengan membuat karangan yang lain. Menulis puisi harus

mempertimbangkan persajakan, pemilihan kata, penggunaan majas, dan

bentuk (tipografi). Untuk dapat menulis puisi dengan baik, dibutuhkan

ketekunan dan keterampilan serta ditunjang oleh kemampuan alami atau bakat

yang dimiliki sejak lahir. Namun, faktor ketekunan tidak dapat diremehkan.

Jadi, kamu juga mampu menulis puisi dengan baik, asalkan kamu tekun

berlatih.

Di kelas VII, kamu telah mampu menulis kretaif yang terikat dengan rima

atau persajakan. Pada bagian ini, kamu diajak untuk menulis puisi bebas dengan

mempertimbnagkan pilihan kata yang sesuai untuk mengekspresikan pikiran

dan perasaanmu.

171

Olah Raga

Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu.

Aturan yang dimaksud misalnya jumlah kata, jumlah baris, jumlah bait, dan

persamaan bunyi atau rima. Dalam puisi bebas, aturan-aturan itu boleh diikuti

boleh tidak, yang terpenting adalah bagaimana pikiran dan perasaan itu dapat

diekspresikan dengan pilihan kata yang tepat sehingga menghasilkan makna

yang tajam dan mendalam.

Dalam menulis puisi bebas, kamu bebas mengekpresikan pengalaman-

pengalaman hidup, pikiran, perasaan, imajinasi, atau cita-caita. Ekspresi dalam

menulis puisi tetap harus memperhatikan estetika atau keindahan berbahasa.

Ekspresi yang disampaikan dengan bahasa penuh keindahan akan dapat

menghadirkan kenikmatan tersendiri bagi pembaca. Chairil Anwar merupakan

salah satu sastrawan yang banyak menulis puisi dengan mementingkan isi

dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya daripada bentuk puisi itu

sendiri.

1. Membaca Puisi Bebas

Salah satu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan puisi

adalah puisi karya Taufiq Ismal yang berjudul "Karangan Bunga". Baca

dan perhatikan bentuk pengungkapan dalam puisi " Karangan Bunga"

berikut ini!

Karangan Bunga

Tiga anak kecil

Dalam langkah malu-malu

Datang ke Salemba

Sore itu.

Ini dari kami bertiga

Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami ikut berduka

Bagi kakak yang ditembak mati

Siang tadi

(Taufik Ismail,

Tirani

, 1966)

172

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VIII SMP dan MTs

Latihan

1. Mintalah kepada Bapak/Ibu gurumu untuk keluar kelas.

2. Amatilah segala sesuatu yang dapat kamu lihat dengan mata atau dapat

kamu rasakan dengan hati.

3. Dapatkan inspirasi dari hasil pengamatan itu untuk menulis puisi.

4. Dari hasil pengamatan dan renunganmu itu, tulislah puisi bebas. Puisi yang

kamu tulis dapat berupa ungkapan perasaan dari pengalamanmu atau hasil

pengamatanmu, misalnya tentang percintaan, patah hati, kemiskinan,

penderitaan, dan kesenjangan sosial.

5. Pilihlah kata yang tepat untuk menungkapkan perasaanmu itu.

6. Bacakan puisi yang sudah kamu tulis di depan teman-temanmu!

Uji Kompetensi

1. Berikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan terhadap pernyataan

berikut yang akan disampaikan secara lisan disertai dengan bukti atau

alasan yang logis!

a. Agar tim basket sekolah kita dapat menjadi juara dalam porseni, latihan

diadakan setiap hari Selasa, Rabu Jumat, dan Minggu

b. Untuk membantu meringankan beban Saudara kita yang tertimpa

bencana banjir setiap anak diwajibkan memberikan sumbangan sebesar

Rp 5.000,00.

2. Tulislah puisi dengan tema bebas sesuai dengan inspirasi dan imajinasimu.

Pilihlah kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan pikiran dan

perasaanmu dengan memperhatikan unsur persajakan sehingga

menimbulkan efek bunyi yang indah.